SCIENCE

1. Pengertian Kimia Hijau

Kimia hijau adalah cabang ilmu kimia yang memiliki tujuan merancang produk dan proses kimia yang tidak hanya efektif, tetapi juga aman bagi manusia dan lingkungan. Tujuan ini dapat dicapai dengan mengurangi atau menghilangkan penggunaan serta produksi zat berbahaya di seluruh tahapan proses, mulai dari bahan baku hingga limbah. Konsep ini diperkenalkan oleh Paul Anastas dan John Warner pada awal 1990-an, dengan 12 prinsip dasar sebagai panduan, seperti:

a. Pencegahan limbah – Mencegah limbah lebih baik daripada mengolah atau membersihkannya setelah terbentuk.

b. Efisiensi atom (Atom economy) – Merancang sintesis agar sebagian besar atom bahan baku masuk ke produk akhir.

c. Sintesis kimia yang kurang berbahaya – Menggunakan metode yang menghasilkan sedikit atau tanpa zat beracun.

d. Desain kimia yang aman – Produk harus efektif tetapi memiliki toksisitas minimal.

e. Pelarut dan bahan pendukung yang lebih aman – Menghindari atau mengganti pelarut berbahaya dengan alternatif yang lebih aman.

f. Efisiensi energi – Mengoptimalkan proses agar hemat energi, idealnya pada suhu dan tekanan ruang.

g. Pemanfaatan bahan baku terbarukan – Menggunakan sumber daya yang dapat diperbarui secara teknis dan ekonomis.

h. Mengurangi derivat – Meminimalkan tahap perlindungan dan derivatisasi yang tidak perlu.

i. Katalisis – Menggunakan katalis selektif yang dapat digunakan berulang kali.

j. Desain untuk dekomposisi – Membuat produk yang dapat terurai menjadi zat aman setelah digunakan.

k. Pemantauan real-time - Menggunakan metode analisis langsung untuk mencegah pembentukan zat berbahaya.

l. Kimia aman untuk pencegahan kecelakaan – Memilih bahan dan bentuk zat yang meminimalkan risiko kecelakaan. (Anastas & Warner, 1998)


2. Pentingnya Kimia Hijau

Penerapan prinsip kimia hijau sangat penting untuk mendukung keberlanjutan, yaitu kelestarian lingkungan dan kesehatan manusia dalam jangka panjang terutama di industri kimia yang dikenal sebagai penyumbang utama limbah beracun dan polusi udara. Dengan pendekatan ini, industri dapat mengurangi ketergantungan pada bahan berbahaya seperti logam berat dan senyawa karsinogenik. Produk yang dihasilkan pun menjadi lebih aman, contohnya deterjen biodegradable dan plastik berbasis tanaman. Selain itu, proses kimia yang dilakukan pada suhu dan tekanan rendah menjadikan produksi lebih hemat energi, aman, dan ekonomis.


3. Proses Kimia Sehari-hari yang Tidak Sesuai Prinsip Kimia Hijau

Dalam kehidupan sehari-hari, masih banyak aktivitas kimia yang belum selaras dengan prinsip kimia hijau. Contohnya adalah penggunaan pemutih berbahan natrium hipoklorit dan pembersih berbasis amonia yang dibuang ke saluran air dan mencemari lingkungan perairan. Praktik membakar sampah plastik di ruang terbuka juga umum dijumpai, menghasilkan senyawa berbahaya seperti dioksin dan furan yang bisa menyebabkan gangguan hormonal hingga kanker. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat terhadap kimia hijau masih perlu ditingkatkan.